Kamis, 15 Mei 2008

moral pemuda

Opini
MORAL PEMUDA
Oleh: Adrianto
(kader Himpunan Mahasiswa Islam)

Memang kalau kita lihat realita pada saat sekarang ini, pemuda itu telah jauh sekali perubahannya dari perbuatan yang baik, sampai juga pada perbuatan yang tidak sesuai dengan aturan- aturan yang berlaku di tengah- tengah masyarakat. Sekarang ini pemuda itu sudah berani terang- terangan melakukan perbuatan yang tidak baik atau perbuatan yang bertentangan dengan peran pemuda itu sendiri. Dapat kita lihat sebuah kasus saja yaitu sudah banyaknya pemuda- pemuda yang melakukan hal- hal yang tidak baik seperti seperti pencurian, penodongan, minum minuman keras dan masih banyak yang lainnya.
Kalau kita menelusuri peranan pemuda itu secara merinci, mungkin pemuda itu sadar denga peranannya dalam masyarakat, bangsa atau negaranya sendiri. Peranan dari pemuda itu adalah sebagai ujung tombak dari suatu perubahan kearah yang lebih baik atau kearah yang lebih maju, tetapi realita yang kita dapatkan di lapangan pada saat sekarang ini kan memang betul.
Yang harus kita renungi pada pada saat sekarang adalah tentang pemuda itu sendiri.saya pernah juga mendengar kata- kata dari masyarakat yang intinya adalah dimana pemuda itu sekarang?. Pertanyaan tersebut menjadi sebuah cambukan yang diberikan masyarakat kepada kaum pemuda itu sendiri. Mengapa masyarakat itu berkata demikian karena masyarakat sendiri tidak melihat adanya peran pemuda itu yang jelas, atau orientasinya kemana pada saat sekarang ini.
Dari fenomena itulah penulis disini tertarik untuk membuat sebuah tulisan atau sebuah masukan termasuk bagi penulis sendiri atau bagi pemuda yang secara umumnya. Yang jadi pertanyaan bagi penulis sendiri yaitu bagaimana menjadikan pemuda yang bermoral tersebut. Jangan kita hanya sebagai pembuat gagasan saja dan ditampilkan ke muka umum tetapi, kita itu harus bisa menentukan bagaimana cara memperbaikinya di tengah- tengah kehidupan bermasyarakat supa bangsa kita ini memunculkan generasi yang bermoral, dan generasi yang memiliki semangat yang tinggi.
Tugas itu memang berat sekali bagi kita semua untuk melakukan perubahan yang secara otomatis, tetapi bisa kita lakukan dengan perlahan- lahan terlebih dahulu, ibarat kata pepatah sedikit demi sedikit lama- lama jadi bukit. Dari pepatah tarsebut memang terlihat sekali melakukan perubahan itu dengan cara tahap- demi tahap, tak akan mungkin dong dilakukan perubahan itu secara drastis, memang semua itu butuh proses dalam kehidupan kita.
Proses yang utama sekali itu dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya sebagai berikut: Pertama melalui poendidikan dalam keluarga. Memang pendidikan dalam keluarga tersebut sangat berperan sekali karena keluarga itu adalah sebagai ujung tombak dari moral pemuda tersebut, jika pendidikan keluarga itu tidak diterapkan dalam kehidupan kita sehari- hari seperti itulah jadinya pemuda tersebut, tetapi jika menerapkan pendidikan dalam keluarga itu yakinlah kebobrokan moral tersebut tidak akan kita temukan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa ataupun bernegara secara umum.
Pendidikan yang harus diterapkan dalam keluarga tersebut seperti pendidikan agama. Dalam pandangan Islam sendiri anak adalah amanah yang diberikan oleh Allah SWT kepada orang tuanya, karena itu orang tua tersebut harus menjaga amanah yang sudah diberikan oleh Allah. Sebagaimana firman Allah dalam Surat (At- Tahrim:6 ) yang artinya Wahai umat yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari ancaman api neraka.
Dalam keluarga perlu membentuk kepribadian seorang anak tersebut kepribadian itu terbentuk melalui penglaman yang sudah di dapatkannya di lapangan. Jika pengalamannya tersebut itu baik maka secara otomatis kepribadian anak itu pasti baik juga atau mengarah kepada kebaikan.
Kedua memiliki sikap yang muncul dari jiwa yang berhubungan dengan pemiliharaan dan kebaikan diri secara pribadi. Memang seorang individu pemuda itu sendiri bisa memilihara kebaikannya secara individu seperti memiliki rasa syukur yang tinggi dan memiliki rasa sabar. Karena dengan rasa sabar tersebut moral kita tidak akan terjadi kebobrokan atau keanjlokan dari moral itu sendiri.
Seorang individu tersebut juga memiliki sifat amanah atau dipercayai. Dengan memiliki sifat amanah tersebut individu tidak akan terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan aturan- aturan yang sudah ditetapkan dalam kehipan masyarakat. Sifat amanah itu sangat dibutuhkan sekali dalam kehidupan kita sehari- hari.
Ketiga akhlak terhadap sesama manusia. Maksudnya disini adalah dimana kita dapat memilah milah apa- apa yang akan kita lakukan dalam kehidupan kita sehari- hari jangn sampai kita menyakiti hati orang lain, ayau sampai melukai orang lain tersebut. Misalnya akhlak terhadap orang tua, kalau berbicara terhadap orang tua itu kita mestinya harus bersifat sopan santun, atau kita beri sebuah penghormatan kepada orang yang lebih tua dari kita.
Hal ini juga sesuai denga hadis Rasul SAW “ bukanlah termasuk golongan saya( kelompok orang yang beriman ) orang yang tidak menyayangi yang kecil dan tidak memuliakan orang yang lebih tua. Dari hadis Rasul SAW tadi itu memang dijelaskan sekali cara bergaul kita dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa maupun bernegara.
Dan ada juga akhlak terhadap orang yang lebih kecil dari pada kita. Dimana yang lebih kecil tersebut itu mesti kita sayangi dan kita kasihi. Yang terpenting sekali yaitu akhlak terhadap orang yang berbeda agama dengan kita. Akhlak yang seperti ini perlu kita dudukkan atau kita ketahui bahwa maksudnya disini dimana harus dibatasi dalam konteks kehidupan sosial, sehingga dengan hal tersebut akan muncul rasa toleransi yang tinggi dan harga- menghagai antar sesama manusia itu sendiri.
Kalau ketiga hal yang diatas tadi dapat terwujud yakinlah pemuda- pemuda itu akan lebih bisa berperan dalam kehidupan bermasyarakat, maupun berbangsa sendiri. Tidak akan terjadi lagi seperti kasus- kasus yang dapat melecehkan dari pemuda itu sendiri. Itu mesti kita renungkan dalam kehidupan kita sehari- hari. Apakah kita akan menuju kebaikan atau keburukan itu tergantung bagi pemuda- pemuda itu sendiri.

Tidak ada komentar: