Kamis, 15 Mei 2008

marginalisasi terhadap perempuan

Opni
MARGINALISASI TERHADAP PEREMPUAN
Oleh Adrianto
Mahasiswa Sosiologi- Antropologi FIS UNP anggota IPPMA Kota Padang (Kader HMI)

Marginalisasi berarti menggeser perempuan kearah pinggir. Perempuan itu dicitrakan sebagai makhluk lemah, kurang atau tidak rasional, kurang atau tidak berani, sehingga muncul beberapa persepsi yaitu perempuan itu tidak pantas menjadi pemimimpin. Akhirnya perempuan itu selalu di nomor duakan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa atau bernegara itu sendiri dari segi menjadi pemimpin atau seorang tokoh.
Kalau kita lihat perkembangan ilmu dan teknologi itu sangat cepat sekali perkembangannya ada yang mendidik dan ada pula yang tidak mendidik. Sperti pada saat sekarang ini munculnya beberapa kejadian di tanah air kita yaitu munculnya kejadian yang tidak pantas kita lihat secara bersama. Teknologi itu dapat menghancurkan manusia itu jika manusia itu tidak dapat menggunakannya dengan baik atau dengan teliti. Dimana teknologi itu diciptakan sebagai pembantu dari tugas manusia tetapi realita yang dapat kita cermati pada saat sekarang ini adalah bukan hanya sebagai pembantu tetapi juga menjadi musuh bubuyutan manusia itu sendiri, jika mereka tidak dapat mempergunakannya dengan baik.
Kalau kita lihat harga dari seorang manusia itu juga sangat menurun atau terjadi pergeseran seperti seonggok barang dagangan yang di hamparkan supaya orang lain tertarik. Dengan hal tersebut manusia itu dapat mengatasinya dengan menggunakan ilmu pengetahuannya dan teknologi yang berkembang pesat tersebut. Seharusnya seorang manusia itu mesti dapat menguasai dari segi IPTEK itu sendiri jangan sampai IPTEK itu yang menguasai kita. Dan dari segi pemerintah juga harus memperhatikan atau menjaga hubungan baik dengan masyarakatnya. Jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara sendiri.
Banyak realita yang dapat kita ungkapkan bahwa perempuan itu banyak hanya sebagai korban dari ketidak adilan tersebut. Di masyarakat sendiri kaum perempuan itu dianggap sebagai mitos, dimana perempuan dianggap sebagai pembantu dari kaum laki- laki, kalau kita lihat dalam lingkungan keluarga perempuan itu selalu yang kedua. Perwujudan yang seperti itu harus diterima saja oleh kaum perempuan karena itu merupakan sesuatu yang keharusan dan alamiah, dan karena itu memang hal yang biologis, dan lain-lain.
Pandangan yang sepeti itulah yang harus kita benahi pada saat sekarang ini, atau kita refisi kembali kearah yang lebih baik dari pada sebelumnya. Dimana kita mengetahui bahwa seluruh manusia Indonesia, itu tanpa terkecuali satu pun baik yang berada di perkotaan maupun yang berada diperdesaan itu mempunyai tugas dan fungsinya masing- masing dan berkewajiban untuk ikut berpartisipasi dalam melakukan pembangunan bangsa ini kearah yang lebih baik, atau kearah yang lebih sejahtera dari pada yang sebelumnya.
Perempuan itu termasuk warga negara Indonesia yang mempunya tugas dan fungsinya yang sesuai dengan kodratnya dan mempunyai hak yang sama pula dengan kaum laki- laki. Banyak hal yang dapat kita lihat di tengah- tengah kehidupan kita diama kaum perempuan itu sangat banyak membantu dari segi pembangunan, yang dapat kita lihat seperti pertanian, dan lingkungan, itu semua karena perempuan
Tantangan bagi perempuan itu nampaknya sangat kompleks sekali di tengah- tengah masyarakat. Pertama kaum perempuan itu sulit sekali menghilangkan rasa malu dan takut untuk berbuat dan bertindak. Seharusnya kaum perempuan itu tidak ada yang namanya rasa malu- malu untuk berbuat atau bertindak, kecuali bertindak yang tidak wajar. Kaum perempuan itu seharusnya merasa sama kedudukannya dengan kaum laki- laki ditengah masyarakat, maksudnya disini itu harus dilihat lihat dahulu, tidak mungkin dong perempuan itu sama persis dengan kaum laki- laki, tetapi sama maksudya disini dalam mengapdi kepada bangsa yang kita cintai ini.
Kedua kurangnya berani menerima semacam kekuasaan apalagi kalau dari segi merebut kekuasaan itu sangat jarang sekali kita temukan . Kaum perempuan itu mestinya ikut berpartisipasi di dalam kekuasaan jangan sekali- kali kaum perempuan itu membele saja. Kapan perlu kekuasaan itu dipegang oleh kaum perempuan tetapi dalam hal tertentu pula.
Ketiga perempuan itu kurang menyadari bahwa kaum perempuan itu dapat membuat gerakan- gerakan perubahan di dalam masyarakat itu sendiri. Mestinya kaum perempuan itu bersatu dan solid demi terwujudnya persaudaraan yang khususnya dan perubahan kearah yang lebih baik umumnya. Tetapi realita yang kita lihat sekarang itu jauh sekali dengan apa yang di harapkan .
Kita memang mengetahui bahwa kaum perempuan itu mempunyai harkat dan martabat mestinya itu yang harus kita perhatikan dikalangan atau dalam masyarakat. Jangan sampai kita melecehkan kaum perempuan tersebut karena kaum perempuan tersebut adalah sebagai aset dari bangsa kita sendiri.
Dari uraian diatas tadi memang kaum perempuan ini termarginalkan dalam kehidupan sehari- hari. Seharusnya hal tersebutlah yang mesti kita pikirkan secara bersama supaya derajat kaum perempuan ini dapat terangkat jangan juga sampai kita dengar adanya kekerasan dalam rumah tangga, pemerkosaan, dan pelecehan terhadap kaum perempuan itu sendiri, itu semua tergantung kepada kita semua apakah kita lakukan perubahan atau bagaimana. Kita kembalikan kepada diri kita masing- masing.
Disini penulis ingin memberikan suatu pandangan terhadap kaum perempuan itu sendiri. Dimana perempuan itu adalah kita ibaratkan sebagai bunga dari suatu bangsa, jika kaum perempuan itu sudah ternodai secara otomatis bangsa tersebut akan ternodai tetapi jika perempuan itu terjaga dengan baik secara otomatis bangsa itu akan dapat berkembang dengan baik atau terangkatlah martabat bangsa ini.
Yang diharapkan oleh kaum perempuan pada saat sekarang ini adalah Pertama jangan pandang kaum perempuan tersebut sebagai kaum yang termarginalkan. Maksudnya disini yaitu kaum perempuan itu sekarang ini ingin melakukan aktivitasnya seperti apa- apa yang di lakukan oleh kaum perempuan. Kedua kaum perempuan itu ingin diperhatikan oleh masyarakat, atau bangsanya sendiri, mereka tidak mau dikucilkan di dalam lapangan pekerjaan, atau sama-sama bekerja dengan kaum laki- laki yang secara keseluruhan.
Ketiga kaum perempuan itu ingin hidup mandiri dan tidak tergantung kepada kaum laki- laki. Maksudnya disini yaitu kaum perempuan itu ingin melihatkan kinerjanya terhadap kaum laki- laki bahwasanya mereka bisa melakukan apa- apa yang di lakukan oleh kaum laki- laki.
Jika hal yang diatas tadi dapat terwujud di bangsa kita ini yakinlah bangsa kita ini akan kaya dengan sumber daya manusia, dan kehidupan perempuan itu akan sejahtera dari pada yang sebelumnya.

Tidak ada komentar: